Festival Zhong Yuan (中元節 Zhongyuan Jie)
Sebentar lagi menjelang perayaan ini, karena kalangan Tionghoa
Kalbar siap-siap melakukan ziarah atau sembahyang ke makam keluarga yang sudah tiada. Seperti diketahui, tradisi ziarah makam Kalbar tidak seperti di daerah lain yang hanya 1x setahun. Di Kalbar tradisinya 2x setahun. 1x pada saat Cengbeng (Qingming Jie), 1x pada saat Zhongyuan Jie. Bagi yang ingin tahu apa itu Zhongyuan, silakan baca.
Kalbar siap-siap melakukan ziarah atau sembahyang ke makam keluarga yang sudah tiada. Seperti diketahui, tradisi ziarah makam Kalbar tidak seperti di daerah lain yang hanya 1x setahun. Di Kalbar tradisinya 2x setahun. 1x pada saat Cengbeng (Qingming Jie), 1x pada saat Zhongyuan Jie. Bagi yang ingin tahu apa itu Zhongyuan, silakan baca.
Festival ini dalam bahasa Hokkien atau Teociu disebut Perayaan TiongGuan. Nama lainnya adalah Cioko. Orang Hakka menyebutnya ChiongSiKu, karena ada ritual merebut sesajen yang sebenarnya disediakan kepada para arwah yang tidak disembahyangi oleh keluarganya. Cio atau Chiong arti literalnya "merebut". Tidak heran ada yang salah kaprah menyebutnya "Sembahyang Rampas atau Rebut", sebutan yang sebenarnya sangat tidak tepat. Sebaiknya tetap gunakan sebutan aslinya. Masih ada sebutan lain untuk tradisi perayaan ini di kalangan Tionghoa, yaitu 鬼節 (Gui Jie, Festival Hantu) karena ada kaitannya dengan ritual arwah, yaitu menjamu atau menyembahyangi arwah-arwah yang dipercayai terlantar karena tidak ada keluarga yang menyembahyanginya lagi. Tak heran ada juga yang memberi sebutan "Festival Hantu Kelaparan" (Hungry Ghost Festival).
Festival ini merupakan salah satu tradisi dalam kebudayaan Tionghoa. Meski demikian, ritual ini lebih dikaitkan sebagai hari raya Taoisme Zhongyuan dan juga Buddhisme Ulambana.
Perayaan ini jatuh pada setiap tanggal 15 bulan 7 kalender Imlek (Tionghoa), sehingga disebut Chit nyiet Pan oleh orang Hakka. Dalam tradisi, bulan ke-7 Imlek dikenal sebagai "Bulan Hantu" karena ada kepercayaan bahwa dalam masa satu bulan ini, pintu alam baka terbuka dan hantu-hantu didalamnya boleh bebas keluar ke alam manusia. Karena itu pada pertengahan bulan 7 diadakan perayaan dan sembahyang sebagai penghormatan agar arwah-arwah itu senang dan tidak mengganggu.
Tradisi ini berasal dari kebiasaan masyarakat agraris pada zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewa supaya panen yang biasanya jatuh di musim gugur bisa diberkati. Adanya pengaruh Buddhisme memunculkan kepercayaan mengenai hantu-hantu kelaparan (makhluk Preta) yang perlu dijamu ketika hadir di dunia manusia.
Dalam Buddhisme, tradisi ini disebut sebagai Ulambana, yang juga dirayakan dan eksis dalam kebudayaan Jepang, Vietnam dan Korea. Namun, Ulambana tidak dapat diartikan langsung sebagai Festival Hantu dan/atau sebaliknya.
Terlepas dari semua mitologi religius di atas, hikmah dari perayaan ini sebenarnya adalah penghormatan kepada leluhur dan penjamuan fakir miskin. Pada hari itu diadakan pembacaan parita dan sesajen untuk roh-roh gentayangan yang tidak berkeluarga atau yang ditelantarkan oleh keluarganya. Itulah sebabnya muncul sebutan "Sembahyang Rebutan" (Cioko/ChiongSiKu), karena setelah perayaan selesai, barang-barang sesajen (makanan yang dipersembahkan), boleh diperebutkan oleh fakir miskin. Dan prosesi ini kini menjadi atraksi yang menarik.
Tentang Ritual Ulambana (Pinyin: Yu Lan Pen Hui), sebenarnya merupakan sebuah ritual yang diadopsi oleh Buddhisme Mahayana di China dari upacara Zhongyuan yang dilakukan umat Taoisme. Latar belakang yang diambil oleh Buddhisme Mahayana adalah kisah mengenai Buddha Sakyamuni yang menolong salah satu siswanya, yaitu Maudgalyayana (Mu Lian), yang hendak menolong ibunya yang terlahir di alam peta. Kisah tersebut tertuang dalam Ullambana Sutra.
Ulambana merupakan salah satu hari suci umat Buddhis yang dirayakan pada tanggal pertama hingga ke-15 Kalender Imlek. Pada hari tersebut, para Bhikkhu Sangha sedang menjalankan masa Vassa (meditasi selama Musim Hujan berlangsung). Setelah menjalankan masa tersebut, banyak bhikkhu yang dipercayai mengalami peningkatan spritual sehingga menjadi dianggap baik untuk menanam kebajikan. Umat Buddha yang memberikan persembahan kepada mereka akan memperoleh karma baik lebih besar daripada biasanya. Umat juga bisa melimpahkan jasa kebajikan yang diperoleh dari persembahan tersebut untuk roh leluhur mereka serta makhluk-makhluk yang menderita di alam peta (alam hantu kelaparan).
Tahun 2020 ini ZhongYuan Jie jatuh pada tanggal 2 September.
Demikian serba-serbi ZhongYuan Jie. Semoga bermanfaat.
Disarikan oleh HK dr berbagai sumber.
Welliam Tjung